ringgit-wacucal.blogspot.com ad tags Popunder Popunder_1 JS SYNC (NO ADBLOCK BYPASS) SocialBar SocialBar_1 JS SYNC (NO ADBLOCK BYPASS)

Wednesday, September 13, 2017

Keajaiban Berbaik Sangka dan Optimis



Oleh Abu Aminah Ilyas

Atas nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Pikiran kita memiliki kemampuan yang kuat untuk menentukan perasaan dan keadaan emosional kita dan pada akhirnya mempengaruhi bagaimana kita bersikap, untuk lebih baik atau lebih buruk. Islam mengajarkan kita untuk mengarahkan cerminan ( tafakkur ), atau pemikiran mendalam, terhadap tanda-tanda Allah, nama dan atribut Allah, berkat dan keajaibannya, untuk berharap di akhirat, dan untuk optimisme. Dengan mengendalikan proses berpikir kita secara positif, kita dapat meningkatkan keefektifan doa dan penyembahan kita sekaligus membebaskan diri dari kemarahan, depresi, dan kecemasan yang dipicu oleh pemikiran duniawi.
Berlawanan dengan kepercayaan mashur, kita memiliki kendali atas pikiran mana yang kita pilih untuk diikuti. Kita mungkin tidak memiliki pilihan di mana pemikiran tertentu terjadi pada awalnya di dalam pikiran kita pada waktu tertentu, namun kita memiliki pilihan untuk mengabaikannya atau mengejarnya.
Pikiran sukarela kita tidak lain adalah pernyataan dari dalam. Oleh karena itu, aturannya adalah bahwa kita seharusnya hanya melibatkan pikiran yang baik atau membuat pikiran kita tetap diam.

Abu Huraira melaporkan: Rasulullah saw. Bersabda:

ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليسكت

Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, biarkan dia berbicara dengan baik atau tetap diam.
Sumber: Ṣaḥīḥ al-Bukhārī 6110, Derajat: Muttafaqun Alayhi

Terkadang Setan akan melemparkan saran jahat ke dalam pikiran kita. Saran ini tidak memiliki kekuatan atas kita kecuali kita memilih untuk bertindak atas mereka. Jika kita mengikuti pikiran jahat atau negatif, maka hal itu akan membawa kita ke akhir yang mengerikan.
Jadi, ketika kita menemukan diri kita terjebak dalam garis pemikiran yang buruk, kita perlu segera mengganti pikiran negatif ini dengan pernyataan batin yang positif untuk membatalkan pengaruhnya.

Abu Dzar melaporkan: Rasulullah saw. Bersabda:

وأتبع السيئة الحسنة تمحها

Ikuti perbuatan buruk dengan perbuatan baik dan akan menghapusnya.
Sumber: Sunan al-Tirmidzi 1987, Derajat: Sahih

Pikiran positif adalah perasaan yang menghasilkan perasaan baik, perbuatan baik, ketenangan pikiran, rasa syukur, ketenangan, kepuasan, dan keadaan emosional positif lainnya. Ini adalah pemikiran yang benar tentang Allah, harapan di akhirat, para nabi, berkat kita, perbuatan baik, dan sebagainya. Mereka menghasilkan kebijaksanaan dan pencerahan di hati.
Pikiran negatif adalah perasaan buruk, amarah, iri hati, kecemburuan, kebencian, kegelisahan, depresi, dan keadaan emosional negatif lainnya. Inilah pikiran tentang dunia, kekayaan kita, status kita, orang yang tidak kita sukai atau yang telah menganiaya kita, dan seterusnya. Penyebab dari pemikiran ini adalah keterikatan pada delusi kehidupan duniawi dan materialistis yang mengaburkan hati dan mencegah pemurniannya.

Abu Sulaiman, RA, berkata:

الْفِكْرُ فِي الدُّنْيَا حِجَابٌ عَنِ الآخِرَةِ وَعُقُوبَةٌ لأَهْلِ الْوَلايَةِ وَالْفِكْرَةُ فِي الآخِرَةِ تُورِثُ الْحِكْمَةَ وَتُحْيِي الْقَلْبَ وَمَنْ نَظَرَ إِلَى الدُّنْيَا مُوَلِّيَةً صَحَّ عِنْدَهُ غُرُورُهَا

Memikirkan dunia maka tertutuplah akhirat dan derita bagi umat. Memikirkan akhirat menghasilkan kebijaksanaan dan kehidupan di dalam hati. Siapa pun yang memandang dunia sebagai pelindungnya akan menerima tipuannya.
Sumber: Hilyat al-Awliyā 14447

Tidak semua pemikiran tentang dunia itu jahat. Berpikir tentang sesuatu yang diberkati Allah kita di dunia ini adalah baik. Dan kita memiliki kewajiban untuk mengurus urusan duniawi kita, memenuhi kewajiban kerja kita, membayar tagihan kita, memenuhi kepercayaan kita, dan seterusnya. Kita harus memikirkan hal-hal ini sejauh diperlukan dan bermanfaat .
Misalnya, kita mungkin perlu memikirkan bagaimana kita akan menyelesaikan sebuah proyek kerja. Tapi mungkin di tempat kerja seseorang mengucapkan kata-kata yang berarti kepada kita atau melakukan sesuatu untuk mengganggu kita. Jika kita terus-menerus memikirkan interaksi negatif itu, itu hanya akan merugikan kita dan tidak menghasilkan keuntungan. Ini adalah pemikiran duniawi yang tidak perlu dan harus dipecat.
Sebenarnya, sebuah langkah menuju keunggulan dalam Islam adalah belajar untuk memikirkan hanya hal-hal yang seharusnya menjadi perhatian kita.
Ali ibn Hussein melaporkan: Rasulullah SAW. Bersabda:

إن من حسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه

Sesungguhnya, bagian kesempurnaan dalam Islam adalah agar seseorang (berkonsentrasi) meninggalkan apa yang tidak menjadi perhatiannya.
Sumber: Sunan al-Tirmidzi 2318, Derajat: Sahih li ghayri

Ibn Al-Qayyim menulis:

فأنفع الدَّوَاء أَن تشغل نَفسك بالفكر فِيمَا يَعْنِيك دون مَالا يَعْنِيك فالفكر فِيمَا لَا يَعْنِي بَاب كل شَرّ وَمن فكّر فِيمَا لَا يعنيه فَاتَهُ مَا يعنيه

Obat yang paling bermanfaat adalah Anda menyibukkan diri dengan pikiran tentang apa yang seharusnya menjadi perhatian Anda dan bukan hal-hal yang seharusnya tidak Anda khawatirkan. Berpikir tentang apa yang tidak penting bagimu adalah pintu setiap kejahatan. Siapa pun yang memikirkan apa yang tidak mempedulikannya, maka dia akan merindukan apa yang memprihatinkannya.
Sumber: al-Fawā'id 1/175

Ini berarti menyibukkan diri dengan pemikiran duniawi hanya sejauh yang diperlukan, dan juga belajar untuk tidak khawatir dengan masalah di luar lingkaran pengaruh atau kontrol kita.Jika kita terus-menerus khawatir atau kecewa dengan hal-hal yang tidak dapat kita ubah, itu akan menarik perhatian kita dari apa yang bisa kita ubah.
Setelah memahami efek pikiran positif dan negatif, kita kemudian perlu mengarahkan proses berpikir kita ke arah pikiran positif dan belajar untuk mengabaikan pikiran negatif sebelum membawa kita ke sebuah spiral ke bawah. Banyak teman Nabi menganggap keterampilan mengarahkan pemikiran dengan cara yang positif seperti pencerahan iman sejati.

Amir ibn Abdi Qais, semoga Allah mengasihani dia, berkata:

سمعت غير واحد ولا اثنين ولا ثلاثة من أصحاب محمد صلى الله العربية

Saya mendengar dari lebih dari satu atau dua atau tiga dri para sahabat Muhammad, SAW, bahwa mereka mengatakan pancaran atau cahaya iman itu memantul.

Berpikir tentang berkah dari Allah itu sendiri merupakan tindakan penyembahan yang mengarah pada rasa syukur, kepuasan, dan kebahagiaan. Tidak diperlukan usaha yang signifikan dari kita namun menghasilkan hasil yang bagus dalam hidup kita.

Umar bin Abdul Aziz, semoga Allah mengasihani dia, berkata:

الكلام بذكر الله عز وجل حسن والفكرة في نعم الله أفضل العبادة

Berbicara untuk mengingat Allah Yang Maha Agung itu baik, namun memikirkan berkah Allah adalah ibadah terbaik.

Semua ini menunjukkan fakta bahwa orang-orang percaya harus bersikap optimis dan tidak pesimis atau sinis. Tidak ada pertanda dalam Islam (atau tanda yang meramalkan masa depan), namun orang-orang yang beriman selalu mengharapkan yang terbaik dari Allah bahkan jika mereka tidak tahu pasti bagaimana keadaannya.

Abu Huraira melaporkan: Nabi saw. Bersabda:

لا طيرة وخيرها الفأل

Tidak ada pertanda, tapi yang terbaik adalah khusnuzhan.
Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, apa itu khusnuzhan?" Nabi berkata:

الكلمة الصالحة يسمعها

Kata yang benar salah satu dari kalian mendengar.
Dalam riwayat lain, Nabi berkata:

ويعجبني الفأل الكلمة الحسنة الكلمة الطيبة

Saya kagum dengan khusnuzhan, kata baik, kata baik .
Sumber: Ṣaḥīḥ al-Bukhārī 5422, Derajat: Muttafaqun Alayhi

Ibnu Abbas melaporkan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَفَاءَلُ وَلَا يَتَطَيَّرُ وَيُعْجِبُهُ الِاسْمُ الْحَسَنُ

Rasul Allah, SAW sangat yakin dan dia tidak melihat pertanda jahat, dan dia menyukai nama baik.
Sumber: Musnad Aḥmad 2762, Derajat: Sahih

Berpikir positif dan optimisme sangat penting karena berhubungan dengan doa, doa, dan tindakan pemujaan kita. Doa atau permohonan yang ditawarkan dengan pasti bahwa jawaban Allah jauh lebih efektif dan bermanfaat daripada doa yang lemah. Untuk alasan ini, Nabi menyuruh kami untuk berdoa kepada Allah dengan pengetahuan tertentu yang akan dia jawab.
Anas ibn Malik melaporkan: Rasulullah saw. Bersabda:

إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلْيَعْزِمْ فِي الدُّعَاءِ وَلاَ يَقُلِ اللَّهُمَّ إِنْ شِئْتَ فَأَعْطِنِي فَإِنَّ اللَّهَ لاَ مُسْتَكْرِهَ لَه

Ketika salah satu dari kalian berdoa, biarkan dia ditentukan dalam permohonan dan dia jangan mengatakan: Ya Allah, kabulkan aku jika Engkau mau. Tidak ada yang bisa memaksakan Allah.
Sumber: Ṣaḥīḥ al-Bukhārī 5979, Derajat: Muttafaqun Alayhi

Dalam riwayat lain, Nabi berkata:

ادعوا الله وأنتم موقنون بالإجابة

Mohonlah pada Allah dengan pasti bahwa dia akan mengabulkannya.
Sumber: Sunan al-Tirmidzi 3479, kelas: Hasan

Ini berarti kita harus berdoa sambil percaya bahwa Allah telah mengabulkan kita dengan cara yang terbaik .
Ibnu Hajar mengomentari tradisi ini, dengan mengatakan:

ومعنى الأمر بالعزم الجد فيه وأن يجزم بوقوع مطلوبه

Arti tekadnya adalah tekun dalam memohon dan untuk mempertegas bahwa apa yang diminta akan terjadi.
Sumber: Fatḥ al-Bārī 5979

Dan An-Nawawi menulis:

هو حسن الظن بالله تعالى في الإجابة

Ini adalah untuk memiliki harapan yang baik ( ḥusn al-ẓann ) bahwa Allah Yang Maha Tinggi akan mengabulkanmu.
Sumber: Sharḥ Ṣaḥīḥ Muslim 2678

Begitu kita membuat sebuah permohonan, kita harus menegaskannya di dalam hati dan pikiran kita bahwa Allah tanpa ragu telah mendengar dan menjawab kita . Biarkan doa tenggelam ke dasar hati dan menembus pikiran bawah sadar Anda.
Terkadang jawabannya tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Tapi selama kita berdoa untuk kebaikan dan mengharapkan yang baik, jawabannya sudah terpenuhi meski kita tidak tahu caranya.

Abu Sa'id Al-Khudri melaporkan: Rasulullah saw. Bersabda:

ما من مسلم يدعو بدعوة ليس فيها إثم ولا قطيعة رحم إلا أعطاه الله بها إحدى ثلاث إما أن تعجل له دعوته وإما أن يدخرها له في الآخرة وإما أن يصرف عنه من السوء مثلها قالوا إذا نكثر قال الله أكثر

Tidak ada Muslim yang memohon dimana tidak ada dosa dan tidak ada pecahnya rahim kecuali jika Tuhan memberikannya satu dari tiga kebaikan untuk mempercepat terkabulnya atau untuk menyelamatkannya untuknya di akhirat atau untuk menghindarkannya dari kejahatan seperti yang mereka katakan, Jika dia tumbuh, Dia akan menambahnya.
Sumber: Musnad Aḥmad 10749, Derajat: Sahih

Selama kita terus berdoa dan memohon, jawabannya pasti akan datang meski tersimpan untuk kehidupan selanjutnya. Sebaliknya, kita dalam bahaya memiliki doa kita yang tidak terjawab jika kita merasa frustrasi atau berhenti berdoa sama sekali.
Abu Huraira melaporkan: Rasulullah saw. Bersabda:

يستجاب لأحدكم ما لم يعجل يقول دعوت فلم يستجب لي

Dia mengabulkan salah satu dari Anda kecuali jika dia buru-buru mengatakan, "Saya telah memohon, dan Dia belum mengabulkanku.".
Sumber: Ṣaḥīḥ al-Bukhārī 5981, Derajat: Muttafaqun Alayhi

Banyak dari kita tidak memiliki doa kita dijawab karena kita tidak berdoa dengan baik, kita berdoa untuk hal-hal yang berdosa, kita tidak mengharapkan kebaikan dari Allah, atau kita menyerah begitu saja. Dalam hal ini, Nabi adalah teladan terbaik bagi kita untuk belajar bagaimana berdoa dan berdoa. Rahasia sebenarnya dari doa, meskipun, adalah bahwa kita akan mendapatkan yang baik dari Allah untuk ukuran yang kita harapkan baik darinya.
Abu Huraira melaporkan: Rasulullah saw. Bersabda:

يقول الله تعالى أنا عند ظن عبدي بي وأنا معه إذا ذكرني

Allah Yang Maha Agung mengatakan: Allah berkata bahwa Aku saat hambaku memikirkan Aku maka Aku bersamanya jika dia mengingat Aku.
Sumber: Ṣaḥīḥ al-Bukhārī 6970, Derajat: Muttafaqun Alayhi

Dalam riwayat lain, Nabi berkata:

إن ظن بي خيرا فله وإن ظن شرا فله

Allah berfirman: Jika dia menganggap baik saya, dia akan memilikinya. Dan jika dia berpikir jahat terhadap saya, dia akan memilikinya .
Musnad Aḥmad 8833, Derajat: Sahih

Doa kita perlu disertai dengan kepastian dan keyakinan bahwa harapan baik kita akan terpenuhi. Kita harus terus-menerus menegaskan kembali dan memperkuat doa kita dengan pikiran positif bahwa Allah telah mendengar kita dan telah menjawab kita dengan cara yang terbaik. Berpikir baik tentang Allah dengan cara ini adalah langkah lain menuju keunggulan dalam Islam.
Abu Huraira melaporkan: Rasulullah saw. Bersabda:

إن حسن الظن بالله من حسن عبادة الله

Sesungguhnya, berpikir baik tentang Allah adalah bagian dari ibadah terbaik kepada Allah .
Sumber: Sunan al-Tirmidzi 3970, Derajat: Sahih

Singkatnya, Islam mengajarkan kita untuk mengarahkan pemikiran kita terhadap apa yang baik dan mengabaikan pikiran buruk. Seperti pernyataan lahiriah, pikiran yang kita kejar hanyalah pernyataan dalam hati yang seharusnya bagus atau setidaknya netral. Jika kita menghibur pikiran buruk, kita harus mengikutinya dengan beberapa pernyataan masuk positif untuk membatalkan pengaruhnya. Berpikir positif harus mengarah pada pandangan optimis dan harapan yang baik kepada Allah dan rahmat-Nya. Harapan baik ini adalah rahasia batin yang membuat doa dan ibadah kita paling efektif dan memuaskan.

No comments:

Post a Comment