The Ring of the Dove, The book provides a glimpse into Ibn Hazm's own psychology. Ibn Hazm's teenage infatuation with one of his family's maids is often quoted as an example of the sort of chaste, unrequited love about which the author wrote.
Font ini sekedar untuk memudahkan bagi disainer grafis yang komputernya belum sepenuhnya mensuport font Arab.
Font ini adalah font ANSI, yang masih memakai koding huruf latin, belum berformat UNICODE. Font ini juga belum mensuport penuh tanda baca Hijaiyah, karena ini awalnya memang untuk menulis arab Pegon untuk teks Melayu Indonesia dan Jawa.
KItab Induk Pembahasan Bid'ah dan Sunah Al-I’tisham adalah kitab manhajahlussunnah yang ditulis oleh Imam Syathibi (w. 790 H/1388 M).[2] Kitab ini merupakan kitab rujukan yang dianggap sebagai salah satu kitab terbaik dalam pembahasan rinci seputar bid'ah dalam perkara agama.
Ulama’ yang saya maksudkan disini adalah para ulama’ yang tidak sependapat dengan adanya pembagian bid’ah Imam as-Syafi’i (w. 204 H). Mereka yang bisa dibilang getol memerangi bid’ah dan para pelakunya.
Syeikh Alawi bin Abdul Qadir as-Saqqaf menulis dalam muqaddimah kitabnya; Mukhtashar kitab al-I’tisham[2],
فإنَّ كتاب ((الاعتصام)) للإمام أبي إسحاق الشاطبي يُعَدُّ من أفضل ما أُلِّف في معنى البدعة وحَدِّها وذمِّ البدع وسوء منقلب أهلها، وأنواعها وأحكامها والفرق بينها وبين المصالح المرسلة وغير ذلك من مسائل تتعلق بالبدعة وأهلها..
“Kitab I’tisham karya Imam Abu Ishaq as-Syathibi adalah kitab terbaik yang menjelaskan tentang bid’ah, tercelanya bid’ah, macam-macamnya, hukumnya, perbedaannya dengan mashalih mursalah”.
Dr. Said bin Nashir al-Ghamidi; seorang dosen Aqidah dan Madzhab modern Universitas King Khalid di Abha Arab Saudi memuji kitab al-I’tisham dalam kitabnya; Haqiqat al-Bid’ah wa Ahkamuha[3]:
أما كتاب الاعتصام للشاطبي: فهو العمدة في هذا الباب, والمورد لكل من تكلم في البدعة بعده....
Kitab I’tihsam karya as-Syatibi (w. 790 H) merupakan kitab pegangan dalam bab ini [pent: bid’ah], dan tempat kembali bagi siapa saja yang berbicara mengenai bid’ah…
Syeikh Abu Ishaq al-Huwaini; salah seorang ulama’ salafy Mesir, murid pertama Syeikh Nasiruddin al-Albani (w. 1420 H) berkata:
وأنا أنصح بمطالعة كتاب: الاعتصام للإمام الشاطبي، وهذا الكتاب أولى أن يدرس في المساجد وأن يبسط..
Saya menyarankan mengaji kitab al-I’tisham karya Imam Syatibi (w. 790 H), kitab ini harusnya dikaji di masjid-masjid..[4]
Apakah Raihul ahmar (atau candik olo dalam bahasa jawa) itu ?
Penyakit angin ahmar ini telah ada sejak jaman Nabi Sulaiman AS. Semasa baginda menghadap segala rakyatnya termasuk segala jin, manusia dan binatang, tiba-tiba baginda merasa bangga diri. Dalam hatinya berkata siapakan makhluk Allah yang tidak mau tunduk kepadanya.
Seketika itu juga menjelma satu makhluk seperti lembaga manusia yang besar, gagah, hebat serta garang. Nabi Sulaiman AS terkejut dan menggeletar lalu bertanya kepada lembaga itu siapakah dia dan mengapa ia datang.
Lembaga itu menjawab bahawa dia adalah Ar-Raihul Ahmar(Angin Ahmar) yaitu penyakit yang amat berbahaya dari lain-lain penyakit. Ia di beri kuasa untuk mendatangkan kesakitan kepada anak cucu Adam, termasuk bisa meresap ke dalam urat saraf, darah dan otak seseorang sehingga hilang akal.
Nabi Sulaiman AS segera mengarah panglima-panglimanya agar membunuh Ar-Raihul Ahmar itu, namun lembaga itu menjawab bahawa tiada siapapun makhluk yang bisa membunuhnya, lalu segera menghilang.
Angin Ahmar masih ada hingga jaman Nabi Muhammad SAW dan pada hari ini. Pada jaman Nabi Muhammad SAW, cucu baginda yaitu Sayidina Hassan bin Ali pernah terkena penyakit rongga dan keluar darah.
Ketika itu, turun Malaikat Jibril memberitahu bahawa Hassan terkena penyakit Angin Ahmar. Lalu baginda bertanya adakah ubat penawarnya. Jibril menjawab 'ada' lalu ghaib. Sebentar kemudian Jibril kembali memberitahu Rasulullah SAW bahawa Allah SWT telah mengkaruniai doa mustajab bagi siapapun yang membacakannya walaupun sekali seumur hidup.
Baginda pun membaca doa itu, lalu Sayidina Hassan pun sembuh. Baginda menganjurkan kepada para sahabat agar mengajarkan doa itu kepada umat Islam yang lain.
Kepada mereka yang terkena penyakit Angin Ahmar, hendaklah berusaha mengamalkan doa ini sesering mungkin, terutamanya sesudah solat. Sesetengah ulama menulis doa ini dengan dakwat pada mangkuk atau pinggan putih, kemudian di basuh dengan air lalu sebahagiannya di sapu pada anggota yang terkena penyakit tersebut.
Insya Allah ayat ayat dari Al-Qur'an ini jika dipakai sebagai Tadabur / Ruqyah secara rutin sksn memperlancar rejeki anda, kehidupsn rumsh tangga anda, perga ulan anda menjadi lebih baik dan juga karir anda akan lebih mantap !
Siapa yang mengamalkan ayat ini Insya’Allah akan:
1. Memperoleh kemurahan rezeki yang tidak disangka-sangka.
2. Mendapat jalan keluar dari segala masalah dan kesulitan.
3. Mendapat perlindungan dari segala musibah seperti peperangan, kezaliman dan bencana alam.
4. Jika berperang Insya’Allah tidak akan terluka atau binasa kecuali telah sampai ajal.
5. Allah akan tunaikan semuahajat dan memberi kemudahan dalam setiap urusan.
Inilah ayat 1000 Dinar:
“…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang
(dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap
sesuatu.” (QS Ath-Thalaq : 2-3)
Ayat tersebut Bisa diamalkan secsrs rutin Insya allah rejeki anda akan lancar. Seandainya belum bisa membacanya anda bisa download dan diperdengarkan dengan headsed lewat handphone anda sebagai tadabur / Ruqyah.
Surah Ali Imran 26-27 adalah amalan Dari Nabi Untuk Hutang Lunas, Doa Agar Banyak Rezeki, Doa Agar Hutang Cepat Lunas, Doa Mujarab, Doa Mustajab, Doa Wirid Agar Hutang Lunas dan Banyak Rezeki,
“Tuuliju Allayla fii Alnna haari Watuuliju Alnnahaara Fii Allayli Watukhriju Alhayya Mina Almayyiti Watukhriju Almayyita Mina Alhayyi Watarzuqu Man Tasyaau Bighayri Hisaab”
Riwayat Hadis dari Muaz bin jabal. Pada suatu ketika beliau bertemu Nabi:
“Wahai Muadz! Maukah engkau kuajari suatu doa yang mana seandainya engkau mempunyai tanggungan hutang sebesar gunung uhud, kemudian engkau berdoa dengan doa tersebut, niscaya Allah akan membayar hutangmu.
Ucapkanlah “ (QS Ali Imron 26-27) kemudian ucapkan, “Wahai Dzat yang Maha Pemurah di dunia dan di akhirat, yang Maha Penyayang di dunia dan di akhirat, Engkau berhaq dan berkuasa memberikan keduanya kepada orang-orang yang Engkau kehendaki dan Engkau juga berhaq dan berkuasa menghalangi dari keduanya pada orang-orang yang Engkau kehendaki. Ya Allah limpahkanlah kasih sayangMu kepadaku, sehingga aku tidak butuh lagi dengan kasih sayang dari selain Engkau.” (HR Thabrani, Ibnu Abi Dunya) Sabda Nabi: “Ismul A’dzom (nama Allah yang agung) yang mana apabila seseorang memohon kepada Allah dengan nama tersebut, niscaya Allah akan mengabulkan permohonannya, yaitu ayat yang terdapat pada surat Ali Imron (26-27).” (HR Thabrani)
Ayat ini bisa dibaca ataupun baginyang belum lancar membacanya bisa dibuat tadabur / ruqyah dengan mendownload file .mp3 nya dan perdengarkan dengan headset dengan handphone dimanapun sembari anda beristirahat atau sambil bekerja.
Abu Hanifah adalah seorang ahli tauhid, mensucikan Allah dari keserupaan
dengan makhluk-Nya. Bukti kuat untuk itu mari kita lihat karya-karya
al-Imam Abu Hanifah sendiri, seperti al-Fiqh al-Akbar, al-Washiyyah,
atau lainnya. Dalam karya-karya tersebut terdapat banyak ungkapan beliau
menjelaskan bahwa Allah sama sekali tidak menyerupai makhluk-Nya, Dia
tidak membutuhkan kepada tempat atau arsy, karena arsy adalah makhluk
Allah sendiri. Mustahil Allah membutuhkan kepada makhluk-Nya.
Sesungguhnya
memang seorang yang tidak memiliki senjata argumen, ia akan berkata
apapun untuk menguatkan keyakinan yang ia milikinya, termasuk melakukan
kebohongan-kebohongan kepada para ulama terkemuka. Inilah tradisi ahli
bid’ah, untuk menguatkan bid’ahnya, mereka akan berkata: al-Imam Malik
berkata demikian, atau al-Imam Abu Hanifah berkata demikian, dan
seterusnya. Padahal sama sekali perkataan mereka adalah kedustaan
belaka.
Dalam al-Fiqh al-Akbar, al-Imam Abu Hanifah menuliskan sebagai berikut:
“Dan
sesungguhnya Allah itu satu bukan dari segi hitungan, tapi dari segi
bahwa tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia tidak melahirkan dan tidak
dilahirkan, tidak ada suatu apapun yang meyerupai-Nya. Dia bukan benda,
dan tidak disifati dengan sifat-sifat benda. Dia tidak memiliki batasan
(tidak memiliki bentuk; artinya bukan benda), Dia tidak memiliki
keserupaan, Dia tidak ada yang dapat menentang-Nya, Dia tidak ada yang
sama dengan-Nya, Dia tidak menyerupai suatu apapun dari makhluk-Nya, dan
tidak ada suatu apapun dari makhluk-Nya yang menyerupainya” (Lihat
al-Fiqh al-Akbar dengan Syarh-nya karya Mulla ‘Ali al-Qari’, h. 30-31).
Masih dalam al-Fiqh al-Akbar, Al-Imam Abu Hanifah juga menuliskan sebagai berikut:
“Dan kelak
orang-orang mukmin di surga nanti akan melihat Allah dengan mata kepala
mereka sendiri. Mereka melihat-Nya tanpa adanya keserupaan (tasybih),
tanpa sifat-sifat benda (Kayfiyyah), tanpa bentuk (kammiyyah), serta
tanpa adanya jarak antara Allah dan orang-orang mukmin tersebut (artinya
bahwa Allah ada tanpa tempat, tidak di dalam atau di luar surga, tidak
di atas, bawah, belakang, depan, samping kanan atau-pun samping kiri)”” (
Lihat al-Fiqh al-Akbar dengan syarah Syekh Mulla Ali al-Qari, h.
136-137).
Pernyataan al-Imam Abu Hanifah ini sangat jelas dalam
menetapkan kesucian tauhid. Artinya, kelak orang-orang mukmin disurga
akan langsung melihat Allah dengan mata kepala mereka masing-masing.
Orang-orang mukmin tersebut di dalam surga, namun Allah bukan berarti di
dalam surga. Allah tidak boleh dikatakan bagi-Nya “di dalam” atau “di
luar”. Dia bukan benda, Dia ada tanpa tempat dan tanpa arah. Inilah yang
dimaksud oleh Al-Imam Abu Hanifah bahwa orang-orang mukmin akan melihat
Allah tanpa tasybih, tanpa Kayfiyyah, dan tanpa kammiyyah.
Pada bagian lain dari Syarh al-Fiqh al-Akbar, yang juga dikutip dalam al-Washiyyah, al-Imam Abu Hanifah berkata:
ولقاء الله تعالى لأهل الجنة بلا كيف ولا تشبيه ولا جهة حق
“Bertemu
dengan Allah bagi penduduk surga adalah kebenaran. Hal itu tanpa dengan
Kayfiyyah, dan tanpa tasybih, dan juga tanpa arah” (al-Fiqh al-Akbar
dengan Syarah Mulla ‘Ali al-Qari’, h. 138).
"Jika Anda menemui sesuatu kesulitan di dalam memahami tawasuf, bacalah buku saya Kimia-i Sa'adat (Kimia Kebahagiaan) yang akan membimbing Anda ke jalan yang benar, dan memberi Anda, sekurang-kurangnya, suatu kesempatan yang adil untuk memanfaatkan kemamp0uan-kemampuan yang dikaruniakan oleh Allah kepada Anda." Demikianlah Al-Ghazali menulis dalam salah satu suratnya kepada Nizamuddin Fakhrul Mulk, wazir Seljuk.
Kimia Kebahagiaan adalah ringkasan dari karya monumental Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, ditulis sendiri secara populer oleh beliau dalam bahasa Parsi, tidak dalam bahasa Arab sebagaimana Ihya. Mengenai Ihya cukuplah kita kutipkan di sini pendapat Muhaddits Zainuddin Iraqi: "sebagai seorang ulama, Al-Ghazali telah berhasil meringkaskan dan kadang-kadang menjelaskan ajaran-ajaran Al-Qur'an dan hadis, dalam karya abadinya ini yang, disamping Al-Qur'an dan hadis, merupakan buku petunjuk praktis terakhir dan agama sejati yang ada."
Buku ini adalah petunjuk bagi penuntut ilmu agama, agar tidak terjebak dalam berbagai aliran filsafat. Pada masa Al Ghazali memang di Baghdad sedang populer berbagai ilmu yunani kuno marak dipelajari di baghdad. kadang kadang nyaris ilmu agama bercampur aduk dengan filsafat yunani.
ini rangkuman puisi Imam Syafi'i yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Potongan-potongan puisi yang aslinya disusun dalam pantun bahasa Arab dikenal dengan Qafiyah, berdasarkan pada suku kata terakhir abjad. Sangat indah dan bergerak puitis !
Download Gratis Software Al Quran unicode Terjemahan Bahasa Indonesia Digital Untuk PC Al-Qur'an (ejaan KBBI: Alquran, Arab: القرآن) adalah kitab suci agama Islam. Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia dan bagian dari rukun iman yang disampaikan kepada Nabi Muhammad melalui perantaraan Malaikat Jibril; dan wahyu pertama yang diterima oleh NabiMuhammad adalah sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-'Alaq .
The Kitāb al-Umm (Arabic: كـتـاب الأم) is a book of law that is used as an authoritative guide by the Shafi'i school of fiqh (Islamic jurisprudence) within the Sunni branch of Islam. The work was composed by the founder of the Shafi'i school, Imām ash-Shāfi‘ī (767-820 CE). The term "al-Umm" means "the exemplar." The Kitab al-Umm is noted for its hermeneutic approach to developing legal principles, basing them on revelation rather than traditional authority.