ringgit-wacucal.blogspot.com ad tags Popunder Popunder_1 JS SYNC (NO ADBLOCK BYPASS) SocialBar SocialBar_1 JS SYNC (NO ADBLOCK BYPASS)

Thursday, September 27, 2018

Tuesday, September 18, 2018

Puasa di Bulan Al-Muharram




Pada bulan Al-Muharram dihalalkan untuk berpuasa, bahkan disunnahkan untuk memperbanyak ibadah puasa di dalamnya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ المُحَرَّمِ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

“Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah, Al-Muharram. Dan sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan An-Nasai, dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

Puasa 'Asyura

Dan sangat ditekankan lagi untuk berpuasa sunnah pada hari ‘Asyura, yaitu hari kesepuluh dari bulan Al-Muharram. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

هَذَا يَوْمُ عَاشُورَاء، وَلَمْ يَكْتُبِ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، وَأَنَا صَائِمٌ، فَمَنْ شَاءَ فَلْيَصُمْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيُفْطِرْ

“Ini adalah hari ‘Asyura (hari ke-10 pada Al-Muharram), dan Allah tidak mewajibkan puasa atas kalian (di hari ini), adapun saya berpuasa. Barangsiapa yang ingin berpuasa, maka berpuasalah. Dan barangsiapa yang ingin berbuka, maka berbukalah.” (HR Al-Bukhari, Muslim, Malik, dan Ahmad, dari hadits Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhuma)

Puasa Asyura itu dapat menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاء، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

“Puasa di hari Asyura, saya memohon kepada Allah agar menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad, dari hadits Abu Qatadah Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu)

Puasa di Hari ke-9 dan ke-11

Dan disunnahkan juga untuk mendahuluinya dengan puasa sehari sebelumnya, yaitu pada hari kesembilan dari bulan Al-Muharram. Hal ini berdasarkan hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, yang mana beliau mengatakan, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa di hari ‘Asyura dan beliau memerintahkan (para sahabat) untuk berpuasa, para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya (hari ‘Asyura) itu merupakan hari yang diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَإِذَا كَانَ العَامُ الْمُقْبِلُ -إِنْ شَاءَ اللهُ- صُمْنَا اليَوْمَ التَّاسِعَ

“Kalau begitu tahun depan insya Allah kita akan berpuasa di hari yang ke-9, (ke-10), dan ke-11.”” (HR Muslim, dari hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma)

Sahabat Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tahun depannya tidak berpuasa karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah meninggal dunia.” Dan diriwayat yang lain disebutkan:

لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُومَنَّ التَّاسِعَ

“Jika sekiranya aku masih hidup sampai tahun depan, maka sungguh aku akan berpuasa di hari yang kesembilan.” (HR Muslim, Ibnu Majah, dan Ahmad, dari hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma)

Disunnahkan juga untuk berpuasa sehari sesudahnya, yaitu pada hari yang kesebelas. Diriwayatkan secara mauquf shahih dari sahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاء، وَخَالِفُوا اليَهُودَ، صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا

“Berpuasalah kalian pada hari ‘Asyura dan selisihilah orang Yahudi, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.” (Dikeluarkan oleh Ibnu Khuzaimah di dalam Shahih-nya secara marfu’, dan oleh Ahmad di dalam sanadnya)

Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata (yang maknanya):

“Puasa Asyura ada tiga tingkatan, yang paling rendah adalah hanya berpuasa di hari itu (kesepuluh), di atasnya lagi adalah berpuasa di hari kesembilan dibarengi dengannya (hari kesepuluh), dan tingkatan di atasnya lagi adalah dengan berpuasa di hari yang ke-9, (ke-10), dan ke-11.” (Fathul Bari: 4/246)

Selengkapnya baca di: https://www.muadz.com/hukum-puasa-di-bulan-muharram/

Sunday, September 9, 2018

Doa Awal Tahun 1440 Hijriyah terbaru tahun 2018 Masehi

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ اَنْتَ اْلاَ بَدِيُّ الْقَدِيْمُ اْلاَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرَمِ جُوْدِكَ الْمُعَوَّلُ وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ اَقْبَلَ اَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَ
اَوْلِيَائِهِ وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ اْلاَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَاْلاِشْتِغَالِ بِمَا يُقَرِّبُنِى اِلَيْكَ زُلْفَى يَاذَالْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ وَصَلَى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa ‘aalihi wa shahbihii wa sallam. Allaahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwalu, wa ‘alaa fadhlikal-’azhimi wujuudikal-mu’awwali, wa haadza ‘aamun jadidun qad aqbala ilaina nas’alukal ‘ishmata fiihi minasy-syaithaani wa auliyaa’ihi wa junuudihi wal’auna ‘alaa haadzihin-nafsil-ammaarati bis-suu’i wal-isytighaala bimaa yuqarribuni ilaika zulfa yaa dzal-jalaali wal-ikram yaa arhamar-raahimin, wa sallallaahu ‘alaa sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihi wa shahbihii wa sallam


Artinya: Dengan menyebut asma Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Alloh tetap melimpahkan rahmat dan salam (belas kasihan dan kesejahteraan) kepada junjungan dan penghulu kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat Beliau. Ya Alloh! Engkau Dzat Yang Kekal, yang tanpa Permulaan, Yang Awal (Pertama) dan atas kemurahan MU yang agung dan kedermawanan MU yang selalu berlebih, ini adalah tahun baru telah tiba: kami mohon kepada MU pada tahun ini agar terhindar (terjaga) dari godaan syetan dan semua temannya serta bala tentara (pasukannya), dan (kami mohon) pertolongan dari godaan nafsu yang selalu memerintahkan (mendorong) berbuat kejahatan, serta (kami mohon) agar kami disibukkan dengan segala yang mendekatkan diriku kepada MU dengan sedekat-dekatnya. Wahai Dzat Yang Maha Luhur lagi Mulia, wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih!

Doa Akhir Tahun 1439 Hijriah dan Doa Awal Tahun Baru Islam 2018

Doa Akhir Tahun:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ فِى هَذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِى عَنْهُ فَلَمْ اَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَنْسَهُ وَحَلِمْتَ عَلَىَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِى وَدَعَوْتَنِى اِلَى التَّوْبَةِ بَعْدَ جَرَا ئَتِى عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّى اَسْتَغْفِرُكَ فَغْفِرْلِى وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِى عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَاَسْأَلُكَ اَللَّهُمَّ يَاكَرِيْمُ يَاذَ الْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ اَنْ تَتَقَبَّلَهُ مِنِّى وَلاَ تَقْطَعَ رَجَائِى مِنْكَ يَاكَرِيْمُ وَصَلَى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Transliterasi:
Bismillaahir-rahmaanir-rahiim, Wa shallallaahu ‘ala sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihii wa sallam. Allaahumma maa ‘amiltu fi haadzihis-sanati mimmaa nahaitani ‘anhu falam atub minhu wa lam tardhahu wa lam tansahu wa halamta ‘alayya ba’da qudratika ‘alaa uquubati wa da’autani ilattaubati minhu ba’da jur’ati alaa ma’siyatika fa inni astaghfiruka fagfirlii wa maa ‘amiltu fiihaa mimma tardhaahu wa wa’adtani ‘alaihits-tsawaaba fas’alukallahumma yaa kariimu yaa dzal-jalaali wal ikram an tataqabbalahuu minni wa laa taqtha’ rajaai minka yaa karim, wa sallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin Nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa ‘aalihii wa sahbihii wa sallam


Artinya: 
Dengan menyebut asma Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Alloh tetap melimpahkan rahmat dan salam kepada junjungan dan penghulu kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat beliau. Ya Alloh! Apa yang saya lakukan pada tahun ini tentang sesuatu yang Engkau larang aku melakukannya, kemudian belum bertaubat, padahal Engkau tidak meridloi (merelakannya), tidak melupakannya dan Engkau bersikap lembut kepadaku setelah Engkau berkuasa menyiksaku dan Engkau seru aku untuk bertaubat setelah aku melakukan kedurhakaan kepada MU, maka sungguh aku mohon ampun kepada MU, ampunilah aku! Dan apapun yang telah aku lakukan dari sesuatu yang Engkau ridloi dan Engkau janjikan pahala kepadaku, maka aku mohon kepada MU ya Alloh, Dzat Yang Maha Pemurah, Dzat Yang Maha Luhur lagi Mulia, terimalah persembahanku dan janganlah Engkau putus harapanku dari MU, wahai Dzat Yang Maha Pemurah! Semoga Alloh tetap melimpahkan rahmat dan salam kepada junjungan kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat beliau.

Petunjuk Bagi pemula Untuk Mengerjakan Shalat

Melakukan Doa-Doa Muslim

  1. 1
    Buatlah niat Anda dipahami dalam hati Anda. Sebelum memulai salat, penting bahwa Anda memiliki niat untuk berdoa.

  2. 2

    Angkat tangan Anda ke telinga Anda dan ucapkan Allahu Akbar (الله أَكْبَر). Ini diterjemahkan menjadi "Allah adalah yang terbesar." Lakukan ini sambil berdiri (atau duduk jika Anda tidak tahan).


  3. 3
    Letakkan tangan kanan Anda di atas tangan kiri Anda. Letakkan tangan Anda baik di pusar Anda, di dada Anda, atau di antara keduanya; ada perbedaan pendapat antara aliran pemikiran Islam. Tetap fokus pada tempat Anda berdiri. Jangan biarkan mata Anda berkeliaran.

    • Bacalah Istiftah Du'a (doa pembuka): 

      subhanakal-lahumma 
      wabihamdika watabarakas-muka wataaaala 
      judduka wala ilaha ghayruk. 
      a'auodu billaahi minash-shaytaanir rajeem 
      bis-millaahir rahmaanir raheem
    • Ikuti dengan Surat Al-Fatihah (Surat ini dibacakan di setiap Rak'ah): 

      Bismillaahir Rahmaanir Raheem 
      Alhamdu lillaahi Rabbil 'aalameen 
      Ar-Rahmaanir-Rahiim 
      Maaliki Yawmid-Deen 
      Iyyaaka na'budu wa lyyaaka nasta'een 
      Ihdinas-Siraatal-Mustaqeem 
      Siraatal-lazeena an'amta 'alaihim 
      Ghayril-maghdoobi' alaihim wa lad-daaalleen
    • Bacalah surah atau bagian lain dari Alquran, seperti Surah Ikhlas [12] : 

      Qul huwal laahu ahad 
      Allah hus-samad 
      Lam yalid wa lam yoolad 
      Wa lam yakul-lahu kufuwan ahad
    • Membaca surat setelah Al-Fatihah tidak wajib; itu sunnah.

  4. 4
    Katakan "Allahu Akbar" dan membungkuk. Tekuk tubuh Anda sehingga punggung dan leher Anda selurus mungkin dan sejajar dengan tanah, menjaga mata Anda di sana. Punggung dan kepala Anda harus dalam sudut 90 derajat dengan kaki Anda. Anda tidak perlu membuat sudut yang sempurna; Tubuh Anda harus rileks. Posisi ini disebutruku .
    • Sambil membungkuk, katakanlah, Subhanna Rabbiyal Adheem tiga kali. Ini diterjemahkan menjadi, "Mulia adalah Tuhanku yang paling hebat."

  5. 5
    Berdiri kembali (naik dari ruku). Sambil bangkit, ucapkanlah Samiallah Huliman Hamidah dengan tangan Anda di samping Anda. Ini berarti "Allah mendengar orang-orang yang memuji-Nya".
    • Sambil berdiri, bacalah Rabana Walakal Hamd (Tuhan Kami, semua pujian untuk Anda) sekali. Anda juga dapat menambahkan Hamdan Katheeran Tayyiban Mubaarakan Feeh "(pujian yang berlimpah, sangat baik dan diberkati) setelah. [13]

    6
    Katakanlah Allahu Akbar dan bersujud. Letakkan kepala, lutut, dan tangan di lantai. Ini adalah posisi yang disebut "sajdah."
    • Ketika Anda diposisikan sepenuhnya, katakan Subhanna Rabbiyal A'laa (Mulia adalah Tuhanku, yang paling Tinggi) tiga kali.
    • Lengan bawah Anda seharusnya tidak di lantai. [14]
  6. 7
    Bangkitlah dari sajdah dan duduk di atas lututmu. Tempatkan kaki kiri Anda dari bola ke tumit di lantai. Kaki kanan Anda harus berada di lantai hanya. Letakkan tangan Anda di lutut Anda. Anda bisa membaca Allaahumma-ghfir lee warhamnee wajburnee, warfa'nee, wa 'aafinee war'zuqnee (Ya Allah, maafkan saya, kasihanilah saya, perkuat saya, angkat saya dalam status, maafkan saya dan berilah saya bekal).
    • Ada doa lain yang dapat Anda baca dalam posisi ini, seperti Allahuma-ghfirlee dua kali (Ya Allah, ampunilah saya).

      Kembali ke sajdah dan katakan Subhanna Rabbiyal a'laa tiga kali
    • .


  7. 8
    Katakanlah Allahu akbar dan berdiri. Anda telah menyelesaikan satu rak'ah.Bergantung pada salat, Anda mungkin perlu menyelesaikan hingga tiga lagi.
    • Dalam setiap rakaat kedua, setelah sajdah kedua, duduk di atas lutut Anda lagi.Membaca:
    • Tashahhud: At-tahiyyaatu Lillaahi wa-salaawaatu wa-tayyibaat. As-salaamu 'alayka ayyuha-Nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuhu. As-salaamu 'alayna wa' ala 'ibaad-illaah-is-saaliheen. Ash-hadu al-aa ilaaha ill-Allaah wa ash-hadu anna Muhammad 'abduhu wa rasooluhu
      • "Semua pujian, doa dan kata-kata murni adalah karena Allaah. Damai bagimu, wahai Nabi, dan rahmat dari Allaah dan berkat-Nya. Damai atas kami dan atas budak-budak Allaah yang lurus. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allaah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah budak dan Rasul-Nya ".
    • Durood: Allaahumma salli 'ala Muhammad, wa' ala aali Muhammad, kama salayta 'ala Ibraaheem, wa' ala aali Ibraaheem, innaka hameedun majeed. Allaahumma baarik 'ala Muhammad, wa' ala aali Muhammad, kama baarakta 'ala Ibraaheem, wa' ala aali Ibraaheem, innakun hameedun majeed
      • "O Allaah, kirimkan doa kepada Muhammad dan atas keluarga Muhammad, ketika kamu mengirim doa kepada Ibraaheem dan keluarga Ibraaheem, Kamu memang pantas dipuji, penuh kemuliaan. O Allaah, berkati Muhammad dan keluarga Muhammad sebagai kamu diberkati Ibraaheem dan keluarga Ibraaheem, Anda memang Layak Puji, Penuh Kemuliaan ".



  8. 9
    Selesaikan doa dengan tasliim atau Salam. Setelah tashahhud, durood, dan setiap do'a Anda ingin membaca, akhiri doa dengan:
    • Putar kepalamu ke kanan dan katakan, As-salamu alaykum wa Rahmatullahi wa Barakaatuhu . Malaikat yang mencatat perbuatan baikmu ada di sisi ini.
    • Balikkan kepala ke kiri dan katakan, As-salamu alaykum wa Rahmatullahi wa Barakaatuhu. Malaikat yang mencatat perbuatan salahmu ada di sisi ini. Doa-doa telah berakhir!
    • Variasi lain dari tasleem adalah dengan mengatakan As-salamu alaykum wa Rahmatullah .

Mendatangkan Uang Setiap Hari Dengan Surah Al Balad

SURAH AL BALAD 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

لا أُقْسِمُ بِهَذَا الْبَلَدِ

وَأَنْتَ حِلٌّ بِهَذَا الْبَلَدِ

وَوَالِدٍ وَمَا وَلَدَ

لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي كَبَدٍ

أَيَحْسَبُ أَنْ لَنْ يَقْدِرَ عَلَيْهِ أَحَدٌ

يَقُولُ أَهْلَكْتُ مَالا لُبَدًا

أَيَحْسَبُ أَنْ لَمْ يَرَهُ أَحَدٌ

أَلَمْ نَجْعَلْ لَهُ عَيْنَيْنِ

وَلِسَانًا وَشَفَتَيْنِ

وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ

فَلا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ

وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْعَقَبَةُ

فَكُّ رَقَبَةٍ

أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ

يَتِيمًا ذَا مَقْرَبَةٍ

أَوْ مِسْكِينًا ذَا مَتْرَبَةٍ

ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ

أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ

وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا هُمْ أَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ

عَلَيْهِمْ نَارٌ مُؤْصَدَةٌ

TRANSLITERASI SURAH AL BALAD LATIN

"Bismillahirrahmanirrahiim"

1. laa uqsimu bihaadzaa albaladi

2. wa-anta hillun bihaadzaa albaladi

3. wawaalidin wamaa walada

4. laqad khalaqnaa al-insaana fii kabadin

5. ayahsabu an lan yaqdira ‘alayhi ahadun

6. yaquulu ahlaktu maalan lubadaan

7. ayahsabu an lam yarahu ahadun

8. alam naj’al lahu ‘aynayni

9. walisaanan wasyafatayni

10. wahadaynaahu alnnajdayni

11. falaa iqtahama al’aqabata

12. wamaa adraaka maa al’aqabatu

13. fakku raqabatin

14. aw ith’aamun fii yawmin dzii masghabatin

15. yatiiman dzaa maqrabatin

16. aw miskiinan dzaa matrabatin

17. tsumma kaana mina alladziina aamanuu watawaasaw bialshshabri watawaasaw bialmarhamati

18. ulaa-ika ash-haabu almaymanati

19. waalladziina kafaruu bi-aayaatinaa hum ash-haabu almasy-amati

20. ‘alayhim naarun mu/shadatun

TERJEMAHAN SURAH AL BALAD 

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang".
1. ”Aku bersumpah dengan negeri ini”
2. “dan kamu yang tinggal di negeri ini”
3. “dan demi orang tua beserta anaknya”.
4. “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam keadaan rapuh”
5. “apakah ia menganggap bahwa tiada yang memelihara dirinya?”
6. “ia menyatakan: "Aku telah menghabiskan harta yang banyak."
7. “Apakah ia menyangka bahwa tiada yang mengawasi dirinya?”
8. “Bukankah Kami yang telah membentuk sepasang mata untuk dirinya”
9. “sebuah lidah serta sepasang bibir”
10. “Serta Kami telah menunjukkan kepada dirinya dua pilihan,”
11. “namun ia tak menempuh hal yang diutamakan”
12. “tahukah kamu hal yang diutamakan itu?”
13. “memerdekakan budak,”
14. “atau memberi makanan pada hari kelaparan”
15. “anak-anak yatim terdekat”
16. “atau golongan miskin yang tak berdaya”
17. “serta ia termasuk orang-orang yang beriman serta berteguh dalam kesabaran juga menjunjung kasih sayang”.
18. “merekalah golongan kanan”.
19. “Sedangkan orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami, orang-orang itu merupakan golongan kiri”
20. “orang-orang itu dikurung dalam Neraka”.

KHASIAT SURAT AL BALAD




Bila Surah Al Balad ini dibaca setelah Shalat Qobliyah Subuh , yaitu shalat sunah sebelum shalat subuh maka yang mengamalkan akan selalu tidak pernah Kesepian Uang. Cara mengamalkannya setelah shalat Qobliyah Subuh jangan berpidah dari duduk anda atau jangan bergeser sedikitpun dari duduk anda dari posisi selesai shalat qobliyah dan dalam posisi duduk itu bacalah Surah Al Balad sampai selesai setelah itu harus langsung Shalat Subuh. Insya Allah hidup anda tidak akan pernah sepi dari uang bila dikerjakan setiap hari dan Istiqomah. Amiin.

Rasulullah menyebut Surah Albalad sebagai Quisul faqirin atau dompet  orang fakir. 

Saturday, September 1, 2018

Khilafah Relefankah Untuk Indonesia ?


Indonesia pada jaman Khilafah Abad 15 - 16  terpecah pecah dalam beberapa kerajaan kecil seperti di peta ini.


Peta dibawah ini adalah wilayah Khilafah Turki Usmani pada abad 16




Sedangkan berikut ini adalah peta Indonesia masa NKRI Moderen msa kini,

Sedangkan dibawah ini adalah peta timur tengah masa kini, masuk akal kalau mereka yang butuh Khilafah dan kita tidak. Khilafah sama saja negara kita terpecah menjadi negara kecil-kecil lagi


Tumbuh subur dan berkembangnya isu khilafah di tengah masyarakat Indonesia, meski tidak sesuai dengan falsafah dasar negara Republik Indonesia, menjadi tantangan bagi ideologi negara kesatuan republik Indonesia. Pancasila yang menjadi ideologi negara kesatuan republik Indonesia sesuai dengan prinsip dasar syariat Islam, dalam Pancasila tidak terdapat satu kalimat pun yang bertentangan dengan syariat Islam dan ajaran agama lainnya yang sudah diakui secara konstitusional dalam UUD 1945.
Negara kesatuan Republik Indonesia bukan negara agama dan juga bukan negara sekuler, bahkan bukan negara yang bukan-bukan. Indonesia merupakan negara hukum yang mengakui eksistensi masyarakat yang meyakini agama dan keyakinanya masing masing. Sungguh merupakan  aplikasi dari contoh yang telah dibentuk oleh Rasulullah di negara Madinah dengan mengakomodir semua agama, bahkan suku yang tidak beragama pun disatukan dalam wadah negara yang dipimpin Rasulullah yaitu negara Madinah.
Sistem yang dibangun Rasulullah dan kaum mukminin yang hidup bersama beliau di Madinah, jika dilihat dari segi praksis dan diukur dengan variabel-variabel politik di era modern saat ini, dapat dikatakan bahwa sistem tersebut merupakan sistem politik par excellence. Sehingga jika dilihat dari tujuan-tujuan, motif-motifnya, dan fundamental maknawi dimana sistem itu berpijak, tidak salah untuk dikatakan bahwa sistem itu adalah sistem relijius.
Dengan demikian, suatu sistem dapat menyandang dua karakter sekaligus, karena hakikat Islam yang sempurna telah merangkum urusan-urusan materi dan ruhani. Termasuk mengurus perbuatan-perbuatan manusia dalam kehidupannya di dunia dan akhirat.
Dalam politik Islam dikenal konsep kepemimpinan, untuk memahami konsep kepemimpinan maupun jenis negara yang ada dalam khasanah Islam tersebut, perlu untuk terlebih dahulu memahami definisi makna dari konsep kepemimpinan baik dari sisi etimologi maupun terminologi.
Diantara konsep kepemimpinan negara, terdapat berbagai sebutan untuk kepala negara, seperti; khalifah, amirul mu’minin, imam, sulthon, Perdana Menteri dan Presiden. Semua gelaran itu tidak ada yang bertentangan dengan hakekat syariat Islam diciptakan oleh Allah SWT untuk kemaslahatan umat manusia dan makhluk Tuhan lainnya.
Cita-cita dan harapan dari segelintir komunitas yang mewacanakan mengganti model negara bangsa menjadi negara agama mungkin juga hanya ilusi dan hayalan belaka. Sebab model negara yang ada saat ini sudah final dan jelas dari sisi arah, tujuan, sistem dan mekanisme ketatanegaraannya.  Sementara model negara yang diwacanakan belum jelas arah, tujuan, sistem dan mekanisme ketatanegaraanya.
Seluruh generasi muda, terutama para bapak bangsa, harus belajar mengisi kemerdekaan ini dan memahami dinamika politik yang sangat tinggi sebagai salah satu ciri bangsa yang sedang berkembang. Agar para generasi muda tidak mudah kena penyakit ‘galau’ yang berakibat pada hilangnya jati diri sebagai generasi harapan bangsa yang wajib mempersiapkan diri untuk mengisi sistem bernegara yang sudah dipersiapkan oleh para founding fathers melalui tetesan keringat, air mata dan darah.
Pada satu sisi, fenomena ‘prilaku galau’ dari sebagian anak bangsa yang mewacanakan dan bahkan memobilisasi massa untuk mendukung konsep khilafah menjadi tanggung jawab bersama, tidak terkecuali orang tua, guru, tokoh pendidik dan tokoh masyarakat lainnya. Pada sisi lain, tentu sangat mendesak bagi seluruh lapisan masyarakat dan semua komponen bangsa untuk ikut serta mengambil peran strategis dalam menyiapkan serta meningkatkan wawasan kebangsaan dan memperkuat semangat nasionalisme keindonesiaan yang berlandaskan pada empat konsensus dasar bernegara (Pancasila, UUD 195, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI).
Sebagai manusia Indonesia yang berwatak republik, tentu sikap diam bukanlah cara cerdas dan tuntas dalam menghadapi fenomena bergelindingnya ‘bola hantu’ bernama negara agama yang bermimpi bisa menjebol pertahanan kekuatan negara bangsa yang sejak dilahirkan oleh para tokoh-tokoh bangsa telah menjadikan nilai-nilai agama sebagai dasar dan falsafah yang tidak terkalahkan dengan faham-faham yang berkembang dan diterapkan pada banyak Negara.
Jati diri bangsa para generasi muda harus dikokohkan dalam mempertahankan Pancasila sebagai falsafah dasar bernegara, dan bukan falsafah dasar beragama. Bila langkah pasti tersebut dapat diwujudkan dalam segala gerak-gerik berbangsa, wacana negara apapun pada akhirnya tidak akan dapat menggoyahkan semangat nasionalisme kebangsaan dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia.