ringgit-wacucal.blogspot.com ad tags
Popunder
Popunder_1
JS SYNC (NO ADBLOCK BYPASS)
SocialBar
SocialBar_1
JS SYNC (NO ADBLOCK BYPASS)
Tuesday, September 18, 2018
Puasa di Bulan Al-Muharram
Pada bulan Al-Muharram dihalalkan untuk berpuasa, bahkan disunnahkan untuk memperbanyak ibadah puasa di dalamnya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ المُحَرَّمِ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
“Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah, Al-Muharram. Dan sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan An-Nasai, dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Puasa 'Asyura
Dan sangat ditekankan lagi untuk berpuasa sunnah pada hari ‘Asyura, yaitu hari kesepuluh dari bulan Al-Muharram. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
هَذَا يَوْمُ عَاشُورَاء، وَلَمْ يَكْتُبِ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، وَأَنَا صَائِمٌ، فَمَنْ شَاءَ فَلْيَصُمْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيُفْطِرْ
“Ini adalah hari ‘Asyura (hari ke-10 pada Al-Muharram), dan Allah tidak mewajibkan puasa atas kalian (di hari ini), adapun saya berpuasa. Barangsiapa yang ingin berpuasa, maka berpuasalah. Dan barangsiapa yang ingin berbuka, maka berbukalah.” (HR Al-Bukhari, Muslim, Malik, dan Ahmad, dari hadits Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhuma)
Puasa Asyura itu dapat menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاء، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
“Puasa di hari Asyura, saya memohon kepada Allah agar menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad, dari hadits Abu Qatadah Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu)
Puasa di Hari ke-9 dan ke-11
Dan disunnahkan juga untuk mendahuluinya dengan puasa sehari sebelumnya, yaitu pada hari kesembilan dari bulan Al-Muharram. Hal ini berdasarkan hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, yang mana beliau mengatakan, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa di hari ‘Asyura dan beliau memerintahkan (para sahabat) untuk berpuasa, para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya (hari ‘Asyura) itu merupakan hari yang diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَإِذَا كَانَ العَامُ الْمُقْبِلُ -إِنْ شَاءَ اللهُ- صُمْنَا اليَوْمَ التَّاسِعَ
“Kalau begitu tahun depan insya Allah kita akan berpuasa di hari yang ke-9, (ke-10), dan ke-11.”” (HR Muslim, dari hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma)
Sahabat Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tahun depannya tidak berpuasa karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah meninggal dunia.” Dan diriwayat yang lain disebutkan:
لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُومَنَّ التَّاسِعَ
“Jika sekiranya aku masih hidup sampai tahun depan, maka sungguh aku akan berpuasa di hari yang kesembilan.” (HR Muslim, Ibnu Majah, dan Ahmad, dari hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma)
Disunnahkan juga untuk berpuasa sehari sesudahnya, yaitu pada hari yang kesebelas. Diriwayatkan secara mauquf shahih dari sahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاء، وَخَالِفُوا اليَهُودَ، صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا
“Berpuasalah kalian pada hari ‘Asyura dan selisihilah orang Yahudi, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.” (Dikeluarkan oleh Ibnu Khuzaimah di dalam Shahih-nya secara marfu’, dan oleh Ahmad di dalam sanadnya)
Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata (yang maknanya):
“Puasa Asyura ada tiga tingkatan, yang paling rendah adalah hanya berpuasa di hari itu (kesepuluh), di atasnya lagi adalah berpuasa di hari kesembilan dibarengi dengannya (hari kesepuluh), dan tingkatan di atasnya lagi adalah dengan berpuasa di hari yang ke-9, (ke-10), dan ke-11.” (Fathul Bari: 4/246)
Selengkapnya baca di: https://www.muadz.com/hukum-puasa-di-bulan-muharram/
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment